Website Danantara Dikritik, Legislator PKB Minta Reformasi Digital

JAKARTA, BERITA SENAYAN – Kualitas website Danantara kembali menjadi sorotan publik setelah warganet melontarkan kritik terkait tampilan yang dianggap tidak informatif, lambat, dan minim pembaruan. Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB, Imas Aan Ubudiyah, menilai persoalan ini menunjukkan perlunya reformasi digital besar-besaran di tubuh Danantara.

Imas menegaskan bahwa sebagai lembaga pengelola dana publik, Danantara tidak boleh abai terhadap standar transparansi digital. Ia menilai situs resmi harus berfungsi sebagai pusat informasi yang akurat, lengkap, dan mudah diakses masyarakat.

“Transparansi digital adalah wajah lembaga. Jika website saja tidak terkelola baik, publik wajar mempertanyakan tata kelola internalnya,” kata Imas di Jakarta, Rabu (19/11/2025).

Ia membandingkan standar Danantara dengan lembaga keuangan global yang menyajikan dokumen kebijakan, laporan tahunan, agenda, hingga arsip lama secara sistematis dan mudah diunduh. Menurutnya, hal tersebut menjadi bukti bahwa Danantara perlu memperbaiki bukan hanya desain, tetapi juga sistem kelola datanya.

Imas menegaskan bahwa kritik warganet harus menjadi alarm bagi manajemen untuk melakukan pembenahan mendalam—mulai dari audit keamanan siber, perbaikan struktur navigasi, hingga penyediaan laporan keuangan yang lebih transparan. Ia juga mendorong dibuatnya dashboard interaktif untuk memantau program dan anggaran secara real-time.

“Kalau ingin dipercaya publik, Danantara harus membuktikan keterbukaan, bukan sekadar janji,” ujarnya.

Selain perbaikan website, Imas menilai pentingnya memperkuat kanal aduan dengan respons cepat dan mekanisme pelacakan laporan yang jelas. Hal ini dinilai sebagai bagian dari upaya memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola dana publik tersebut.

Sementara itu, kritik di media sosial terus mengalir. Warganet membagikan tangkapan layar halaman website Danantara yang error, lambat diakses, hingga tidak diperbarui sejak triwulan sebelumnya. Tagar #BenahiDanantara kembali trending sebagai bentuk tekanan publik agar lembaga tersebut segera berbenah.

Imas menutup pernyataannya dengan meminta Danantara mempublikasikan rencana perbaikan secara terbuka, agar masyarakat dapat memantau proses transformasi digital lembaga tersebut (red)